Pengangkutan Barang dengan Truk ODOL : Ancaman Keselamatan dan Tantangan Pengawasan

Produksi komoditas ekonomi yang terus meningkat menyebabkan peningkatan aktivitas pengangkutan barang menggunakan truk. Namun, demi efisiensi biaya angkut, banyak perusahaan ekspedisi yang mengangkut berbagai komoditas dengan kendaraan over dimensi dan over load (ODOL), melebihi batas aman yang ditentukan. Fenomena ini tidak hanya berbahaya bagi keselamatan berkendara, tetapi juga menyebabkan kerusakan jalan.

Di Provinsi Sumatera Selatan, pemerintah telah membangun Unit Pelaksana Penimbangan Kendaraan Bermotor (UPPKB) yang dilengkapi dengan teknologi Weight in Motion (WIM) dan kamera lidar untuk mengawasi kendaraan ODOL. Namun, dari sekitar 122.000 truk yang melintas di UPPKB Kertapati setiap bulan, hanya kurang dari 4% yang masuk untuk ditimbang, menunjukkan pengawasan masih belum optimal.

Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Sumsel, Budi Santoso, menekankan pentingnya kolaborasi antara pelaku bisnis angkutan, Dinas Perhubungan, Kementerian PUPR, Pemerintah Daerah, dan Polri dalam mengatasi masalah ini. Solusi yang diusulkan antara lain meningkatkan frekuensi dan ketelitian pemeriksaan di UPPKB serta memperluas penggunaan teknologi canggih seperti WIM dan kamera lidar di lebih banyak titik. Edukasi dan penegakan hukum terhadap pelanggaran ODOL juga perlu diperkuat.

Dengan metode pengawasan yang tepat dan kerjasama yang solid, diharapkan masalah kendaraan ODOL dapat diminimalisir, menciptakan lalu lintas yang lebih aman dan jalan raya yang terjaga kualitasnya. Keselamatan dan kenyamanan pengguna jalan harus menjadi prioritas utama dalam menghadapi tantangan pengangkutan barang yang semakin kompleks.

Bila ada permasalahan dan butuh bantuan Polisi silahkan hubungi :

NO BANTUAN POLISI, WA *081370002110*

"KAMI SIAP MELAYANI 24 JAM"